Minggu, 19 Juni 2011

Makalah Gaya Mengajar Periksa Diri


BAB  I
SPEKTRUM GAYA MENGAJAR

Definisi: gaya mengajar adalah pedoman khusus untuk struktur episode belajar atau pembelajaran. Mosston beranggapan  bahwa mengajar adalah  serangkaian hubungan yang berkesinambungan antara guru dengan siswa, yaitu  Mencoba  mencapai  keserasian  antara  apa   yang  diniatkan dengan apa yangsebenarnya   terjadi. MAKSUD =PERBUATAN (INTENT=ACTION).
                                 
Masalah yang bertentangan tentang metode mangajar.Salah satu masalah yang berlanjut dalam menentukan bagaimana mengajarkan sesuatu adalah “ Cara apakah yang terbaik?”. Dari sini muncul banyak perdebatan mengenai metode mana yang lebih baik. Pengajaran individual vs. pengajar kelompok; memecahkan masalah vs. menghafal.

Pandangan yang mempertentangkan suatu pendekatan terhadap pendekatan yang lain adalah hanya dalih yang dibuat-buat. Pertanyaan yang sebenarnya adalah: “Pendekatan-pendekatan mana yang dapat mencapai sasaran guru?”. Guru harus berdas arkan    pilihannya     atas     :

1.   Kemampuan guru
2.   Kebutuhan  siswa
3.   Besarnya kelas
4.   Alat dan fasilitas
5.   Media yang ada
6.   Tujuan yang ingin dicapai
7.   Materi yang dipelajari
8.   Lingkungannya.

Tujuan yang akan menentukan gaya apa yang akan digunakan dari pada memilih metode atau gaya karena diharapkan akan baik.Kita juga harus dapat mengatasi kecenderungan-kecenderungan pribadi seorang guru. Seringkali kita tidak dapat membedakan antara sifat-sifat pribadi dengan gaya mengajar. Seorang guru yang sifatnya sangat otoriter seringkali kelihatan seperti sangat bisa mengatur, padahal dalam kenyatannya ia sangat terbuka dalam gaya-gaya mengajarnya.

Struktur pengajaran mengatasi sifat-sifat pribadi.Mengajar-Belajar-Tujuan Interaksi antara guru dan sie putusan diambil mungkin selama atau sesudah pelajaran berlangsung. Menilai penampilan dan umpan balik yang diberikan dapat dilakukan selama atau sesudah pelaksanaan tugas-tugas untuk pelajaran: Harus melihat penampilan siswa dan mengumpulkan keterangan-keterangan mengenai hal itu. Harus mengukur informasi yang diperoleh dengan kriteria yang telah ditentukan. Ini harusdicantumkan dalam sasaran pelajaran.Pernyataan-pernyataan umpan balik:Ini sedikit berbeda dengan apa yang telah dibahasa sehubungan dengan model Gentile
Pernyataan korektif. Perilaku verbal dari guru ini digunakan jika tampak ada kekeliruan dan respons perilaku tidak benar. Ini meliputi keterangan mengenai kekeliruan itu dan bagaimana memperbaikinya.
Berilah contoh-contoh. Pernyataan penilaian. Mencakup kata-kata seperti bagus, bagus sekali, kurang. Kata-kata ini memberikan penilaian positif atau negatif terhadap penampilan siswa. Ada konotasi tertentu mengenai siswa. Hal ini harus dimasukkan dalam umpan balik yang bersifat korektif, agar ada manfaatnya bagi siswa. Pernyataan seperti pekerjaan bagus tidak memberikan keterangan apa-apa bagi siswa mengenai apa yang benar.
Pernyataan netral.

Hanya memberikan gambaran dan fakta mengenai penampilan tidak menyatakan apa yang benar atau salah dalam penampilan.
Penilaian       gaya   mengajar       Penilaian       belajar.

1.  SUSUNAN SPEKTRUM
Spektrum tersusun dalam dua kelompok gaya, yaitu
A.   A-E     dan     F-J.
Kelompok-kelompok terbentuk pada kedua sisi ambang penemuan. Kelompok-kelompok ini berbeda satu dari yang lain dalam hal perilaku guru, perilaku           siswa, dan sasaran.
B.    A-E berhubungan dengan penampilan kegiatan-kegiatan yang telah dikenal, dan ini dilakukan oleh guru.
C.   F-J berhubungan dengan penemuan dan penampilan kegiatan-kegiatan yang belum dikenal atau kegiatan-kegiatan baru. Beberapa  ciri-ciri            dari    A-E     adalah: penampilan pengetahuan dan    keterampilan pokok bahasan nyata: fakta-fakta, ketentuan-ketentuan,            keterampilan khusus contoh yang diberikan sebagai pedoman waktu yang diperlukan            untuk  latihan            ingatan dan mengingat kembali kegiatan          kognitif           utama  umpan balik bersifat khusus dan mengacu pada pelaksanaan tugas
urutan umumnya: pelaksanaan tugas, mengulang, dan pengurangan kekeliruan.          Ciri-ciri            F-J      adalah:  peenampilan pengetahuan dan keterampilan yang masih baru bagi            siswa  pokok bahasan beraneka ragam yang menyangkut konsep, strategi, dan  prinsip penampilan-penampilan atau desain-desain alternatif, tidak ada model yang       hendak disamai            atau    diungguli       waktu yang diperlukan       untuk  proses-proses kognitif.


suasana untuk mengajukan dan menerima alternatif-alternatif
tugas-tugas kognitif adalah membandingkan, mempertentangkan, menggolongkan, memecahkan masalah, dan menciptakan
penemuan melalui proses-proses konvergen dan divergen
umpan  balik mengenai     alternatif-alternatif perbedaan individual dalam jumlah, kecepatan, dan jenis produksi yang diterima
tekanan pada usaha-usaha individu untuk mencari dan memeriksa alternatif-alternatif Karena gaya-gaya dirumuskan dengan PG-PS-T dan komponen-komponen ini yang membedakan gaya yang satu dengan yang lain, maka gaya-gaya harus dianalisis dalam hal perilaku guru,      perilaku          siswa, dan     tujuan-tujuan.

2. ANALISIS GAYA MENURUT   PG-PS-T
Komponen    Kunci Setiap Gaya Gaya :
A.   Gaya Komando (Comand       Style)
Respons langsung terhadap stimulus (guru memberi contoh dan siswa         melakukannya)     Tujuannya adalah penampilan yang       cermat            Guru menentukan irama penampilan
B.   Gaya Latihan     (Practice        Style)
Kepada siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan         dan     sendiri-sendiri     Guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan dan sendiri-sendiri
C.   Gaya Resiprokal (Reciprocal  Style)
Siswa bekerja dengan partner atau dalam kelompok kecil
Siswa menerima umpan balik langsung dari partner
Siswa mengikuti kriteria untuk penampilan dan umpan balik yang didesain   oleh    guru.
D.   Gaya  Periksa    Diri (Self      Check     Style)
Siswa mencari umpan balik sendiri dengan memakai kriteria yang       disusun         oleh    guru     Siswa dapat memperoleh umpan balik    secara            instrinsik.
E.   Gaya  Cakupan (Inclusion      Style)
Tugas yang sama disusun dengan derajat kesukaran yang berbeda Siswa menentukan sendiri tingkatnya dalam tugas
Tingkat-tingkat keterampilan bagi semua siswa tercakup
F.    Gaya  Penemuan         Terpimpin
Secara strategis guru membimbing siswa untuk menemukan keterangan yang telah ditentukan, yang belum diketahui oleh siswa      (pendekatan konvergen).
G.   Gaya  Diverge    (Divergen      Style)
Siswa memberikan tanggapan divergen untuk satu masalah (dipakai  penyelesaian            masalah)     Tidak  dicari jawaban/tanggapan  tunggal          yang   tepat Tanggapan-tanggapan dinilai menurut kriteria yang dapat diterima untuk perangkat      masalahnya
H.   Gaya Program Individual (Didesain oleh siswa)
Program  disusun oleh            siswa  Didasarkan   atas pengalaman dengan  gaya-gaya A-G siswa mengidentifikasi criteria
I.       Gaya yang Diprakarsai            Siswa
Siswa membuat            keputusan pra pertemuan Secara teratur mengecek dengan guru.












3.  Pelaksanaan dan Penerapan Spektrum Gaya Mengajar

           Pelaksanaan dan penerapan gaya-gaya mengajar dalam pendidikan jasmani perlu disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar-mengajarnya. Dougherly dan Bonanno mengemukakan padangannya terhadap gaya-gaya mengajar dikemukakan oleh Mosston tentang karakteristik, pertimbangan-pertimbangan mengajar tertentu, dan kelebihan dan kekurangannya. Selanjutnya ia mengemukakan pendapatnya dalam melaksanakan dan menerapkan gaya         mengajar       tersebut,            adalah:

1. Tidak ada gaya mengajar yang paling baik untuk selamanya. Setiap gaya mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu pada gaya itu sendiri. Faktor-faktor ini harus ditekankan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan tertentu dari pelajaran, kesiapan siswa untuk mengambil keputusan faktor lain.
 
2. Ada periode yang membuat atau menyebabkan berhenti yang harus diamati, jika gaya mengajar beralih ke arah yang lebih menekan kepada siswa pada akhir dari rangkaian kesatuan gaya mengajar. Orang (siswa) yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk membuat keputusan di dalam kelas/pelajaran tidak dapat mengemukakan dasar pemikiran yang bersifat emosional dan intelektual, diharapkan melakukan atau membuat lebih banyak keputusan melakukan atau membuat lebih banyak keputusan tanpa periode latihan dan pengembangan secara bertahap. Sebaliknya, guru yang membiasakan mendominasi membuat keputusan seharusnya berusaha mengekang perilaku ini dan memberikan lebih banyak kesempatan (Keleluasaan) pada siswa untuk membuat dari gaya mengajar komando. Transisi atau peralihan ini sangat efektif dilakukan secara perlahan dan cermat. Ini jauh lebih meningkatkan dalam membuat keputusan-keputusan kecil atau sederhana daripada diberikan terlalu banyak tetapi sulit dilakukan siswa.
3. Jika pelajaran ternyata tidak berhasil, maka dengan berhati-hati dalam menilai semua variabel atau faktor did alam situasi mengajar sebeluym menyalahkan gaya mengajar itu sendiri. Sebagaimana di dalam berbagai pengajaran yang lain, terdapat banyak kemungkinan kesulitan yang tidak tampak pada setiap gaya mengajar. Salah satu diantaranya adalah alternatif atau kemungkinan pada gaya mengajar itu. Jika pelajaran mengalami kegagalan, maka pertimbangan dan meninjau kembali semua variabel atau faktor sebelum menyalahkan kegagalan atau ketidaksesuaian pada gaya mengajar itu sendiri. Kita dapat meninjau kembali dan mempertanyakan seperti:

a.  Apakah siswa mempersiapkan untuk membuat jenis-jenis
    keputusan  sesuai dengan    yang       diharapkan?
b.  Apakah guru menyampaikan informasi persiapan yang cukup
     kepada      siswa?
c. Apakah guru melakukan gaya mengajar dengan benar?
d.  Apakah guru memberikan feedback tidak hanya berkaitan dengan
     penampilan fisik, tetapi juga penyesuaian dengan gaya yang
     digunakan?
e.Apakah gaya mengajar sesuai dengan pelajaran?

4. Jangan ragu atau takut untuk mengkombinasi gaya-gaya mengajar. Tidak ada yang begitu keramat atau agung tentang gaya mengajar tertentu yang tidak dapat dikombinasikan dan dimodifikasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan individu. Guru dan siswa sama-sama senang dan enak dengan seluruh rentang perilaku, tidaklah salah guru mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk gaya mengajar baru. Yang menjadi faktor penting adalah bahwa gaya mengajar baru itu harus secara sadar digunakan dan dikembangkan yang didasarkan pada pertimbangan dan penilaian            yang   matang.

5. Jangan terpaku atau terkunci pada gaya mengajar tertentu. Pengulangan gaya mengajar yang terus menerus tanpa mengabaikan perubahan-perubahan pelajaran/pokok bahasan adalah sama-sama menjemukan siswa maupun guru. Sedangkan sejumlah pengamanan dan pengulangan tertentu adalah perlu. Terutama bagi anak-anak kecil, bahwa terlalu banyak (apa saja) adalah kurang baik. Guru yang baik adalah mereka yang tidak terelakkan dari hal-hal yang memiliki berbagai perilaku mengajar yang luas dan yang mengubah perilaku mereka berdasarkan situasi tertentu. Ini sebenarnya merupakan nilai utama dari spectrum gaya mengajar itu. Nilai ini memberikan cara yang tersusun dengan jelas tentang pemilihan dan pengembangan berbagai kemungkinan perilaku mengajar. Guru yang lebih banyak memiliki alternatif, akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan persoalan, selain itu, guru yang baik dapat menyesuaikan perilaku mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan isi pelajaran, sehingga lebih besar kemungkinan            berhasil.

6. Ingat bahwa gaya mengajar itu hanya baik jika pelakunya baik atau dilakukan dengan baik. Tidak ada gaya mengajar yang dapat berhasil tanpa persiapan yang bijaksana dan perhatian yang teliti. Tidak ada gaya mengajar yang dapat mengganti atau mengimbangi kekurangan tentang keahlian atau kecakapan di dalam pelajaran selama mengajar atau karena kurangnya kesungguhan siswa. Guru seharusnya mau bekerja dengan sungguh-sungguh dan memperhatikan siswanya. Dalam mata rantai yang sangat berharga, namun demikian spectrum gaya mengajar ini memberikan bermacam-macam strategi mengajar yang menarik dan produktif yang dapat disesuaikan dan dimodifikasi yang sesuai dengan kebutuhan dari setiap situasi mengajar yang baru.



4.  Penemuan dan Rancangan Spectrum Gaya Mengajar, yaitu:

4.1   Masalah yang bertentangan

Kebanyakan guru telah dibanjiri dengan banyak ide, program, penemuan-penemuan penelitian, dan bahan-bahan paket. Beberapa di antaranya ada yang berguna, sedangkan yang lain ada yang tidak bermanfaat, tetapi kebanyakan menimbulkan kontradiksi atau pertentangan. Setiap ide telah menyajikan cara pemecahan tunggal (singular) terhadap program pendidikan jasmani. Seperti, individualisasi dengan pengajaran kelompok, pemecahan masalah (problem solving) dengan belajar yang bersifat menghafal (tanpa berpikir), permainan bola dengan aktivitas perkembangan, yang beberapa ide tersebut menggambarkan permasalahan yang bertentangan. Polaritas atau sifat berlawanan ini telah menimbulkan kebingungan dan ketidakseimbangan di dalam desain program dan di dalam mengajar pendidikan jasmani. Padahal siswa perlu berpengalaman dan mengembangkan pada semua dimensi. Masalahnya adalah “bagaimana guru mengetahui, bagaimana menyatakan ide-ide tersebut di atas ke dalam perilaku mengajarnya”?

Pengamatan ini yang mendorong penemuan dan membuat desain spectrum gaya mengajar ini. Spektrum ini didasarkan pada suatu ide yang tidak saling bertentangan. Hal-hal pokok ini saling berhubungan di antara gaya-gaya mengajar daripada perbedaannya.

   4.2.   Belajar  dan   Mengajar
Pengaman kedua dialamatkan pada ketidaksesuaian yang ada di antara belajar dan mengajar. Jiwa siswa di dalam cara yang berbeda atau memperlihatkan perilaku belajar yang berbeda, maka yang sangat penting untuk mengidentifikasi gaya mengajar yang akan dilakukan, dengan cara yang teliti, yang mendatangkan perilaku belajar tertentu, khususnya jika setiap perilaku belajar dan dapat mencapai            seperangkat  tujuan tertentu.
             Spektrum gaya mengajar ini merupakan struktur mengajar yang mengidentifikasi gaya-gaya tertentu. Spektrum mengidentifikasi struktur setiap gaya dan hubungannya dengan gaya mengajar yang lain. Spektrum ini mengidentifikasi prosedur penerapan pada berbagai kegiatan dan pelaksanaan dan setiap gaya pada pertumbuhan dan perkembangan siswa di dalam domain fisik, emosi, sosial,   dan     domain           kognitif.  Masalah utamanya adalah bahwa apakah guru memiliki hubungan intrinsik dan hubungan langsung dengan perilaku belajar. Spektrum gaya mengajar ini memberikan kepada guru kemampuan untuk memilih gaya mengajar tertentu yang akan meminta kesesuaian dengan gaya mengajar. Hal ini memberikan kepada guru pengetahuan tentang bagaimana melakukannya dengan berhati-hati dan teliti. Suatu pengajaran yang bersifat umum, sewenang-wenang (sekehendak guru) dan yang bersifat kebutuhan tidak dapat dilakukan dengan gaya mengajar Mosston         ini.

  4.3 Perilaku yang   unik     dan     universal
               Pendekatan mengajar selalu memiliki keunikan yang bersandar pada ide bahwa mengajar adalah bersifat intuitif, spontan, dan kadang-kadang bersifat mistik, ini sebenarnya dikaitkan karena pemberian kebebasan kepada para guru untuk melakukan sesuatu.
Ide ini didorong oleh ungkapkan seperti: “Kebebasan individu”, “Cara saya”, “Kerja saya”, “Mengajar kreatif”, “mengajar adalah suatu seni” dan sebagainya. Tidak ada upaya untuk menyangkal keberadaan daya keunikan itu, serangkaian keunikan, tidak menyajikan teori mengajar pada profesi yang dapat dibuat pegangan profesi yang dapat       dibuat pegangan.


Keunikan seseorang tidak memberikan dasar-dasar pemahaman perwujudan mengajar dan pengaruhnya pada perilaku belajar. Sebenarnya di dalam mengajar bahwa suatu teori yang universal pada struktur mengajar sangat diperlukan. Hal ini akan mendasari guru lebih memungkinkan untuk mengajar, menganalisis mengajarnya di dalam cara yang rasional, dan untuk menaksir dan menilai            kompetisi       guru.

Suatu teori yang universal akan memberikan cara untuk mengidentifikasi berbagai dugaan peranan baik guru maupun siswa serta cara untuk mengidentifikasi apakah tindakan guru sesuai dengan maksud atau tujuan guru. Ketiga pengamatan ini telah mendorong penemuan dan mendesain atau merancang spectrum gaya            mengajar.

Berdasarkan gambaran singkat itu, mengakibatkan adanya perkembangan          spectrum gaya mengajar adalah:
Tahap pertama, kita menentukan aksioma tentang aktivitas mengajar adalah bahwa “perilaku mengajar adalah suatu rangkaian pembuatan keputusan”. Pernyataan ini memberikan konsep universal, karena semua guru di dalam bidang studi atau pokok bahasan sepanjang waktu itu digunakan di dalam pembuatan keputusan.


Tahap kedua, adalah untuk mengidentifikasi kategori-kategori keputusan yang harus selalu dibuat di dalam berbagai aktivitas belajar mengajar. Ini merupakan keputusan tentang tujuan-tujuan, pokok bahasa, aktivitas tertentu, pengorganisasian materi, bentuk-bentuk feddback (umpan balik) kepada siswa dan sebagainya.

Kategori-kategori keputusan itu diorganisasikan atau disusun di dalam tiga perangkat yang memberikan rangkaian keputusan-keputusan dalam berbagai transaksi belajar mengajar. Perangkap pertama adalah pra-pertemuan (pre-impact), meliputi keputusan-keputusan yang harus dibuat sebelum berhadapan di antara guru dan siswa. Perangkat kedua adalah selama pertemuan (impact), meliputi keputusan-keputusan yang harus dibuat selama penampilan atau pelaksanaan tugas. Perangkat ketiga adalah pasca pertemuan (post-impact), meliputi keputusan-keputusan yang harus dibuat yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan dan feedback kepada siswa.

Dengan kata lain, ketiga perangkat tersebut dapat dikatakan sebagai: a. tahap perencanaan; b. tahap pelaksanaan; dan c. tahap evaluasi. Ketiga perangkat ini membentuk suatu anatomi berbagai gaya mengajar.


5.   Anatomi Gaya Mengajar
Anatomi gaya mengajar menyajikan konsep universal, karena keputusan-keputusan dalam tiga perangkat ini biasanya dibuat di dalam berbagai kegiatan mengajar. Struktur gaya mengajar individual dan kedudukan spectrum ini ditentukan dengan mengidentifikasi yang membuat keputusan tertentu di dalam tiap perangkat. Dengan demikian, setiap gaya diidentifikasi dengan pembagian keputusan-keputusan tertentu yang dibuat guru dan siswa di dalam episode yang diberikan. Susunan gaya-gaya mengajar itu mulai dari gaya komando, yang menggambarkan spectrum gaya-gaya        mengajar.
Perangkat Keputusan Keputusan-keputusan yang harus dibuat
Tentang Pra-Pertemuan :
1. Tujuan / sasaran pelajaran (pokok bahasan)
    (berisi: persiapan)
2. Pemilihan gaya mengajar
3. Gaya belajar yang diharapkan
4. Siapa yang akan diajar
5. Pokok bahasan
6. Di mana mengajar (lokasi)
7. Kapan mengajar:
a. Waktu mulai
b. Kecepatan dan irama pelajaran
c. Lama pelajaran
d. Waktu berhenti
e. Interval
f. Waktu pengakhiran
8. Sikap tubuh
9. Pakaian dan penampilan
10. Komunikasi
11. Cara menjawab pertanyaan
12. Rencana organisasi
13. Parameter
14. Suasana kelas / pelajaran
15. Materi dan prosedur evaluasi
16. Lain-lain

Selama pertemuan :
1. Pelaksanaan dan mengikuti pada keputusan-keputusan (berisi  
    pelaksanaan pra-pertemuan dan penampilan)
2. Menyelesaikan keputusan-keputusan
3. Lain-lain

Pasca pertemuan :
1. Pengumpulan informasi tentang pelaksanaan dalam (berisi
    Evaluasi perangkat, selama pertemuan (dengan mengamati
    Mendengarkan     Sentuhan      dan     sebagainya)
2. Menilai informasi dengan kriteria (peralatan, prosedur, materi,
    norma,        nilai    dan     sebagainya).
3.         Feedback      (    umpan      balik).

Anatomi gaya mengajar ini mengidentifikasi rangkaian atau urutan perangkat keputusan-keputusan yang harus dibuat berbagai belajar-mengajar.

Perangkat keputusan-keputusan pra-pertemuan selalu mendahului berbagai transaksi di antara guru dan siswa. Keputusan-keputusan pelaksanaan yakni selama pertemuan selalu mengikuti keputusan-keputusan yang ditentukan di dalam pra-pertemuan. Penampilan atau pelaksanaan yang telah dilakukan kemudian dievaluasi dan keputusan-keputusan feedback yakni pada pasca pertemuan.

Rangkaian keputusan ini selalu berlangsung tanpa mengabaikan lamanya episode atau pelaksanaan pelajaran. Rangkaian ini terjadi jika satu latihan dilakukan, jika satu seri latihan terdiri dari episode, jika suatu keterampilan tertentu dilakukan di dalam permainan bola, atau         jika      seluruh            permainan     bola    dilakukan.

1. Perangkat Pra Pertemuan

Sebelum berbagai penampilan atau pelaksanaan suatu keputusan aktivitas pelajaran harus dibuat, maka pada perangkat pra-pertemuan dibuat keputusan yang berkaitan.
.
a. Tujuan / sasaran pelajaran; yaitu keputusan harus dibuat untuk tujuan kegiatan tertentu. Keputusan ini mengidentifikasi hasil yang dicapai pada     akhir   pelajaran.
b. Penentuan (pemilihan gaya mengajar); yakni guru benar-benar mengetahui kegiatan tertentu. Keputusan ini mengidentifikasi hasil yang        dicapai pada akhir   pelajaran.
c. Gaya belajar yang diharapkan; yakni dua keputusan pertama mengarah pada realisasi gaya belajar di dalam episode yang diberikan yang akan mengungkapkan gaya mengajar itu. Keputusan tentang gaya belajar ditemukan untuk mempertinggi keputusan di dalam   dua    kategori          sebelumnya.
d. Siapa yang akan diajar; di dalam situasi kelas pelajaran, keputusan harus dibuat kepada siapa dialamatkan pada saat porsi pelajaran yang berbeda; apakah seluruh kelas? Satu kelompok? Atau            untuk  individu?
e. Pokok bahasan/pelajaran; keputusan harus dibuat apakah pokok bahasan akan diajar oleh guru sendiri, atau apakah tugas akan diberikan kepada siswa. Kategori ini meliputi empat keputusan tambahan      yaitu:
1)         Mengapa pokok bahasan ini disampaikan
Ini meliputi dasar pemikiran atau alasan pemilihan tugas ini. Apakah tugas ini menyelesaikan atau mencapai tujuan?

2) Kuantitas; setiap tugas didalam pendidikan jasmani memiliki kuantitas, misalnya, 10 kali menembak; 20 kali push-up; lari 1 km, dan sebagainya. Oleh karena itu, keputusan kuantitas ini harus dibuat.
3) Kualitas; setiap tugas yang dilakukan menyajikan tingkat kualitas yakni            bagaimana    tugas  itu            dilakukan?
4) Urutan; setiap tugas di dalam pendidikan jasmani memiliki urutan tertentu, yang menunjukkan urutan atau rangkaian gerakan.

f. Di mana mengajar (lokasi); setiap aktivitas berlangsung pada beberapa tempat, maka keputusan lokasi harus dibuat.
g. Kapan mengajar; kategori ini meliputi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan beberapa aspek waktu, yaitu:
(1 ) Waktu mulai; setiap tugas (misalnya; lari, loncat/lompat, lempar
      dan sebagainya) memiliki waktu        mulai.
(2)  Kecepatan dan irama pelajaran, tidak ada gerakan tanpa
       kecepatan dan irama pelajaran dalam pendidikan jasmani.
(3) Lama pelajaran; semua aktivitas termasuk pembagian waktu.
(4) Waktu berhenti; setiap tugas berakhir pada waktu yang ditentukan.
(5) Interval (selang waktu antara tugas-tugas); yakni menunjukkan pada waktu yang diperlukan diantara dan tugas.
(6)  Waktu  pengakhiran  (terminasi).

h. Sikap tubuh (postur); semua tugas did alam pendidikan jasmani meliputi berbagai sikap tubuh untuk membantu atau menyelesaikan tujuan   dari    setiap tugas.
i. Pakaian dan penampilan; keputusan ini menunjukkan pada pakaian dan penampilan dari siswa did alam gedung olahraga, lapangan            permainan     dan     sebagainya.
j. Komunikasi; suatu keputusan harus dibuat tentang komunikasi yang digunakan selama episode, misalnya berbicara demonstrasi fisik       dan     sebagainya.
k. Cara menjawab pertanyaan di dalam berbagai peristiwa belajar-mengajar, berbagai pertanyaan mungkin muncul di antara siswa.
l. Rencana/susunan organisasi; kategori ini meliputi semua persiapan logistik yang perlu untuk menyelesaikan atau mencapai tujuan    dariepisode.
m. Parameter; suatu keputusan harus mengenai batas-batas yang mungkin perlu di dalam kategori tersebut di atas, keputusan parameter tentang tempat, waktu dan sebagainya.
n. Suasana kelas/pelajaran; kategori ini menunjukkan pada suasana sosial dan sikap di dalam kelas/pelajaran selama episode. Suasana ini ditentukan oleh jumlah total dari keputusan yang dibuat di dalam kategori          sebelumnya.
o. Materi dan prosedur evaluasi; suatu keputusan harus dibuat tentang jenis evaluasi yang akan dilakukan setelah penampilan/pelaksanaan     tugas.
p. Lain-lain; seperangkat keputusan pra-pertemuan ini merupakan suatu struktur tambahan. Jika ingin mengidentifikasi kategori tambahan,       maka  dapat  ditambahkan.
2. Perangkat Selama          Pertemuan
Perangkat selama pertemuan meliputi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penghantaran atau pengalihan dan penampilan tugas-tugas. Keputusan-keputusan yang diambil selama pelajaran berlangsung adalah:
a. Melaksanakan dan mengikuti keputusan-keputusan
    pra-pertemuan.
b. Menyesuaikan keputusan-keputusan. Ada beberapa keputusan yang dibuat di dalam kegiatan yang tidak sesuai atau ketidakserasian di dalam berbagai kategori ini. Kadang-kadang hal-hal yang tidak berjalan seperti yang diharapkan di dalam kategori keputusan yang dibuat. Jika hal ini terjadi, maka penyesuaian keputusan dibuat dan episode berjalan terus. Penyesuaian itu tetap pada            gerak            guru    ataupun         siswa.
c. Lain-lain jika berbagai keputusan lain, sebelumnya tidak diidentifikasi, maka dapat disisipkan atau dimasukkannya.

3.  Perangkat            Pasca Pertemuan
               Serangkaian keputusan yang berkaitan dengan evaluasi dengan evaluasi pelaksanaan dan feedback yang diberikan kepada siswa. Keputusan-keputusan ini dibuat selama atau sesudah pelaksanaan tugas. Kategori-kategori ini pada hakikatnya merupakan suatu        rangkaian.
a. Pengumpulan informasi tentang pelaksanaan; pertama guru harus melihat pada pelaksanaan dan mengumpulkan informasi mengenai penampilan atau pelaksanaan itu. Hal ini sebagai dasar membuat keputusan     untuk  langkah         selanjutnya.
b.  Menilai      informasi       dengan          kriteria
              Hanya setelah guru mengamati pelaksanaan tugas siswa, guru dapat membuat keputusan tentang apakah memenuhi kriteria yang ditentukan standar dan tujuan yang ditetapkan.
c. Feedback, Informasi tentang pelaksanaan telah dikumpulkan, kualitas pelaksanaan telah dinilai dengan kriteria yang ada, maka feedback kepada siswa dapat diberikan. Feedback dapat diberikan dengan berbagai cara, misalnya dengan sikap atau Sentuhan. Ini sebenarnya merupakan cara komunikasi atau interaksi di antara guru dengan siswa. Kebanyakan komunikasi atau interaksi di antara guru dengan perhatian. Perkataan atau perilaku verbal.


























BAB II
RAGAM GAYA MENGAJAR


A.    Peranan Guru Dalam Gaya  Mengajar
Guru merupakan tokoh utama paling bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan pendidikan pada siswa. Termasuk di dalamnya pembentukan daya kreasi siswa. Guru merupakan pemimpin kelas. Penunjuk jalan. Nakhoda yang akan membawa kemana siswa berkembang.
Sesuai dengan perannya, guru harus mampu memperlihatkan pentingnya mata pelajaran dan niat untuk belajar melalui sikap positif dan antusiasme pada saat mengajar. Dengan demikian, siswa akan ikut termotivasi serta mencontoh apa yang ditunjukkan oleh gurunya
Seperti contoh gambar.1. dibawah ini.


gambar-guru-mengajar2.jpg





Gambar.1. guru memberikan motivasi kepada siswa
Mudahnya, gaya guru mengajar dapat dikatakan sebagai sebuah gaya kepimpinan. Menurut Hersey & Blanchard (1982), gaya kepemimpinan dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu Telling, Selling, Participating dan Delegating.
  1. Telling merupakan gaya kepemimpinan yang kurang mempercayai bawahannya dan banyak memberikan banyak instruksi kepada bawahannya. Gaya ini tidak terlalu memperdulikan bagaimana kualitas hubungan antara atasan dan bawahan.
  2. Selling ditandai dengan tingginya tuntutan untuk menyelesaikan tugas, tetapi pemimpin juga memperhatikan bagaimana kualitas hubungan dengan bawahannya.
  3. Participating ditunjukkan dengan pemimpin yang lebih menitikberatkan pada kualitas hubungan tapi kurang memperhatikan penyelesaian tugas-tugas.
  4. Delegating adalah sebuah gaya memimpin yang memberikan kepercayaan tinggi kepada bawahan untuk melakukan tugas sendiri dengan pemberian sedikit arahan. Hanya saja, sedikit sekali hubungan personal diantaranya.
Tiap-tiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga akan lebih bijak apabila seorang guru mampu mengkombinasikan beberapa gaya mengajar. Tidak hanya terlalu terpaku pada salah satu gaya mengajar. Karena guru merupakan sosok penting dalam mendidik dan membentuk karakter seorang murid.
B.   Eksplorasi Gaya Dalam Mengajar
Ditinjau dari pernan guru dalam mengajar memerlukan eksplorasi Gaya dalam mengajar sehingga munculah suatu ide-ide dan pengembangan dalam proses pengajran terhadap siswa. Eksplorasi tersebut dibagi menjadi tiga macam yaitu :

a.    Gaya Mengajar Eksplorasi Tak Terbatas
Dalam gaya ekplorasi terbatas, guru membantu menyediakan alat-alat pengajaran dan merancang tugas yang akan dijelajahi. Petunjuk yang disampaikan guru bisa begini: “Hari ini, separuh waktu bebas kamu isi dengan aneka kegiatan, dan silahkan mencari dan memakai alat            yang  dibutuhkan.”
“Ambil bola dan silahkan memainkannya sesuka hatimu” Tidak ada batas, kecuali faktor keselamatan siswa. Guru cuma mengingatkan.

b.    Gaya Mengajar Eksplorasi Terbatas
Tugas guru ialah menyiapkan pelajaran, materi dan petunjuk umum. Siswa bertugas untuk menentukan sendiri respon yang sesuai. gaya ini cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan beberapa pola gerak untuk keterampilan khusus.        Pelaksanaan                        Bila mempelajari keterampilan manipulatif (misalnya, keterampilan mendriblle  bola dengan kaki) siswa dapat memperlihatkan beberapa cara mendriblle bola dengan menambah kecepatan . seperti Gambar.2.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwZet3khCxbUDscTStGNlsCDbQEBF_SU_Q1802mv84XyffERAjJ-1l3ToT5YCyVkCD2172e-LIB1lGMwzXCzZeviCZU8p81p-343BIi0DTWQV2hiA7rh23Fn78sH031khxWdypKy_4W5-u/s200/frfrfr.jpeg
 








Gambar.2. Kecepatan mendribble bola.

c.    Gaya Mengajar Pemecahan Masalah
Gaya mengajar pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi pemikiran, pemilihan dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut diskoveri   tertuntun. Masalahnya dirancang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya, “apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai dengan hasil lemparan bola dalam dengan keadaan kaki bergerak diatas lantai.




C.   Mengajar Yang Efektif
Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.
1.    Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.
1.  Penguasaan    Materi    Pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.
2.  Strategi    Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
4. Keahlian Manajemen Kelas
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
5.  Keahlian  motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6.  Keahlian  komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik secara konstruktif.

7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang   berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.
8.  Keahlian  teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam pengajaran.
2.  Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam pengajaran, bagaimana guru memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan pengajaran yang dapat diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka.










BAB III
POKOK BAHASAN
         GAYA PERIKSA DIRI   (Self Chec Style)


A.   Gaya Periksa Diri Peranan Siswa
Gaya Periksa diri yaitu Menilai penampilannya sendiri Menetapkan kriteria untuk memperbaiki penampilannya sendiri Belajar bersikap objektif terhadap penampilannya Belajar menerima keterbatasannya Membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama dan sesudah pertemuan.
Dalam gaya ini siswa lebih mandiri dibanding gaya sebelumnya. Dalam gaya ini siswa membandingkan antara apa yang dilakukan dengan kriteria dari guru. 
Dalam gaya periksa diri lebih banyak keputusan yang digeser ke siswa. Kepada siswa sekarang diberikan keputusan sesudah pertemuan          untuk  menilai penampilannya.     Peranan        Siswa            Menilai  penampilannya sendiri Menetapkan kriteria untuk memperbaiki   penampilannya        sendiri Belajar bersikap      objektif terhadap      penampilannya        Belajar            menerima keter Batasannya Membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama      dan     sesudah            pertemuan.
Keputusan    sebelum pertemuan dibuat oleh guru.
Anatomi  Gaya Dalam gaya ini, keputusan-keputusan dibuat seperti dalam gaya latihan, dan membuat keputusan sesudah pertemuan untuk diri mereka sendiri. Siswa menyamakan dan membandingkan penampilannya dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru.
Peranan siswa dalam gaya periksa diri sebagai berikut :
-  Menilai penampilannya sendiri
-  Menetapkan kriteria utk memperbaiki penampilannya sendiri

-  Belajar bersikap objektif terhadap  penampilannya
-  Belajar menerima keterbatasannya
-  Membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama
   dan  sesudah pertemuan


guru mengajar.jpeg
 







Gambar.3. Proses pembuat keputusan dan Hasil Keputusan
Anatomi Gaya Periksa Diri
Pra pertemuan          :  Keputusan oleh guru
Dalam pertemuan    :  Keputusan oleh siswa
Pasca Pertemuan    :  Keputusan oleh siswa
B.   Penetapan Gaya Periksa Diri
Dalam  gaya  ini siswa lebih mandiri dibanding gaya sebelumnya. Dalam gaya ini siswa membandingkan antara apa yang dilakukan dengan kriteria dari guru.
Guru membuat keputusan dan menyusun kriteria.
1. Keputusan dalam pertemuan:
       -   Jelaskan tujuan gaya ini kepada siswa
       -   Jelaskan peranan siswa dan tekankan penilaian diri
       -   Jelaskan peranan guru
       -   Jelaskan tugas dan logistik
       -   Tentukan parameternya
2. Keputusan pasca pertemuan:
       -   Jelaskan tujuan gaya ini kepada siswa
        -   Jelaskan peranan siswa dan tekankan penilaian diri
        -   Jelaskan peranan guru
        -   Jelaskan tugas dan logistik
        -   Tentukan parameternya
        -   Keputusan pasca pertemuan:
Peranan guru di sini adalah:
1.  Mengawasi pelaksanaan tugas oleh siswa
2.  Mengawasi penggunaan lembaran kriteria
3.  Membicarakan secara perorangan mengenai kecakapan dan ketepatan dalam penggunaan proses periksa diri


kelas menyenangkan.jpg
 








Gambar.4. Guru mengawasi Siswa dalam proses belajar di lapangan

Pada akhir pertemuan: Berikan umpan balik secara umum kepada seluruh siswa.

C.   Implikasi Gaya Periksa Diri
Adapun Implikasi Gaya periksa diri sebagai berikut :
·         Guru mendorong kemandirian siswa
·         Guru Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan memantau sendiri
·         Guru mempercayai siswa
·         Guru mengajukan pertanyan-pertanyaan yang berpusat pada proses periksa diri dan pelaksanaan tugasnya
·         Siswa belajar sendiri
·         Siswa mengenali keterbat
·         Siswa mengenali keterbatasannyam, keberhasilannya, dan kegagalanya sendiri
·         Siswa memakai umpan balik dari hasil periksa diri untuk mengusahakan perbaila.

D.    Memilih dan Menyususn Pokok Bahasan

Tidak semua tugas dalam pendidikan jasmani cocok untuk gaya men
roleh semua siswa dengan tingkat kesulitan yang sama. Sebagain siswa akan melompatinya dengan mudah, sedang sebagian lagi harus mengerahkan kemampuannya untuk dapat melompati tali dengan ketinggian satu meter tadi. Jika ketinggian tali tadi dinaikkan, kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan makin sedikit jumlah siswa yang akan berhasil penampilannya. Ini berarti kita memberikan standar tunggal bagi setiap siswa, dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan tingkat              kesulitan      dari     tugas. Sekarang, jika tali dipentangkan miring seperti gambar berikut, dan para siswa diperintahkan untuk melompat, para siswa akan menyebarkan diri sepanjang tali pada berbagai ketinggian. Hal ini akan memungkinkan untuk melibatkan para siswa dengan berbagai tingkat kemampuan. Ini juga akan memungkinkan para untuk memilih di mana dia akan memulai tugasnya.
E.   Pertimbangan-Pertimbangan
Interaksi verbal guru ke siswa harus mencerminkan maksud penilaian diri:
a. tentukan apakah siswa dpt menyamakan dan membandingkan    penampilan dg kriteria
b. membantu siswa utk melihat ketidaksesuaian dg mengajukan pertanyaan
c. arahkan keputusan-keputusan siswa dg merujuk kriteria
F.    Memilih Desain Tugas
a.    Ada     dua     pilihan
1) Guru bisa memilih satu tugas untuk semuanya, atau
2)  Guru mendesain tugas yang berbeda-beda, menyediakan berbagai tugas. Bisa juga dengan menyediakan tugas yang berbeda untuk memenuhi perbedaan individual dalam tingkat penampilannya.
b.    Lembaran      Kriteria
Lembaran kriteria untuk Gaya Latihan dapat juga dipakai untuk Gaya Periksa Sendiri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar